Laman Utama / Daerah Batik – Peta Interaktif / Sumatra Selatan / Jembatan Ampera di Palembang
Destinasi Budaya
Resapi kekayaan budaya bangsa!
Jembatan Ampera
Jembatan Ampera adalah jembatan bersejarah yang dibangun pada 1962-1965 untuk Asian Games IV. Memiliki panjang sekitar 1.177 meter, lebar 22 meter dan tinggi 63 meter dari permukaan tanah. Ini membuat Jembatan Ampera dinobatkan sebagai jembatan terpanjang di ASEAN. Karena berfungsi sebagai jalur hubung yang sibuk di siang hari, namun memberikan pemandangan yang sangat baik di malam hari.
Destinasi Pariwisata di Sumatra Selatan
Masjid Agung Palembang
Masjid Agung Palembang yang bersejarah, didirikan pada 1738, memiliki perpaduan khas dari
Pagoda Kemaro
Pulau Kemaro terkenal dengan kisah cinta legendarisnya bagaikan Romeo dan Juliet, yaitu
Motif Batik Sumatra Selatan
Bintik Tujuh
Motif Bintik Tujuh memiliki 7 bintik putih dan gradasi warna hijau sebagai
Jumputan Bintang
Kota Palembang terkenal dengan kain batiknya yang diproduksi dengan teknik ikat dan
Motif Batik Indonesia
Kasih Tak Sampai
‘Kasih Tak Sampai’ adalah ungkapan dalam bahasa Indonesia yang merujuk pada dua arti berbeda, yakni
Pattimura
Pattimura adalah nama pahlawan Indonesia yang berperang melawan kolonialisme di
Prada Papua
Kata “Prada” dalam dialek Jawa-Indonesia berarti tekstil batik yang dihiasi dengan
Anggrek Tewu
Motif Anggrek tewu ini berdasarkan kearifan lokal Kotawaringin serta lambang dari teladan
Gajah Way Kambas
Motifnya menggambarkan cagar alam Lampung, Way Kambas. Way Kambas adalah
Bultiya
Kata “Bultiya” merupakan singkatan nama tiga suku besar di Kalimantan Utara, yakni
Daun Lada Hitam
Motif lada hitam mewakili komoditas utama provinsi Bangka Belitung dan
Bintik Tujuh
Motif Bintik Tujuh memiliki 7 bintik putih dan gradasi warna hijau sebagai
Cengkeh
Motif ini menggambarkan komoditas utama Kabupaten Tolitoli serta memiliki makna penyembuhan dan
Pisang Bali
Di masyarakat Bali, pisang merupakan lambang dari Amartha atau Air Keabadian dalam
Paqbarre Allo
Kata “Barre” berarti bulat dan “Allo” berarti sinar matahari. Ukiran ini diartikan
Merak Abyorhokokai
Batik bermotif merak ini menggambarkan keindahan burung tersebut sebagai
Parang Seling
Parang Seling merupakan motif batik kerajaanyang merupakan varian feminine dari
Gurdo Solo
“Gurdo” atau garuda adalah kendaraan Dewa Wisnu. Sebagai Burung Mentari, Gurda dilihat sebagai
Lontara
Aksara Lontara adalah aksara kuno khas komunitas Bugis dan Makassar. Sejarah mencatat bahwa
Enggang Dayak
Motif Burung enggang merupakan Panglima para Burung. Ia dianggap memiliki kekuatan
Desa Na Tolu
Pola Desa Na Tolu melambangkan filosofi keberadaan dan harmoni Batak dalam
Tengkawang Ampiek
Motif Tengkawang Ampiek ini merupakan lambang kesuburan dan kebaikan dari
Bekantan Pakis
This motif represents Pakis Haji (Polystichum setiferum), an endemic plant in
Ukir Sentani
Motif Ukir adalah motif batik yang terinspirasi oleh berbagai ukiran kayu tradisional Sentani di
Hiu Taliyasan
Indonesia juga merupakan asal-muasal ikan terbesar sedunia, yakni ikan hiu paus. Motif ini
Leuit Sijimat
Motif ini mencerminkan kegiatan kaum Baduy sehari-hari, yakni rumah panggung dan
Kawung
Motif Kawung diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo (1593-1645) sebagai hadiah bagi putranya ketika
Merak Ngeram
Motif merak yang mengeram memiliki makna pengorbanan dan kasih sayang seorang
Pucuk Rebung Riau
Pucuk Rebung melambangkan tekad hati dalam mencapai tujuan, keberuntungan, dan
Kaganga Tanah Rejang
Batik Kaganga adalah batik khas dari daerah Rejang yang mengambil inspirasi dari
Burung Bidadari
Burung Bidadari dianggap langka di dunia. Motif Bidadari ini mengilustraskan
Angsa Duo
Motif batik duo Angso adalah sepasang angsa yang diyakini telah memimpin Puteri Mayang untuk
Sido Mulyo
Sido Mulyo merupakan salah satu motif klasik yang khusus dipergunakan untuk
Besurek Rembulan
Besurek Rembulan adalah tekstil batik khas yang polanya merupakan kombinasi dari
Daun Simpor
Motif ini terinspirasi oleh tanaman Simpor (Dillenia Suffruticosa) yang merupakan
Kuntul Perak
Kuntul perak (Egretta intermedia) merupakan hewan asli Kalimantan dan merupakan lambang dari
Sero Tangga
Motif Sero Tangga menyiratkan harapan baik serta rasa cinta yang tulus untuk dapat membuat
Abimanyu
Motif klasik Kerajaan Mataram ini mengandung harapan agar penggunanya menjadi seorang yang
Karawo Pinang
Motif ini dianggap sebagai pola asli tekstil sulaman Karawo. Arti dari motif ini adalah
Pinawetengan
Pola Batik Pinawetengan diambil dari prasasti prasejarah di Sulawesi Utara, yang disebut
Gedhog Kembang Waluh
Gedhog Waluh merupakan gabungan motif dari budaya kerajaan Jawa Majapahit
Pati-Pati Pinehiku
Motif ini melambangkan hierarki dalam masyarakat dan status sosial suku
Awan Larat Riau
Motif ini biasanya dikaitkan dengan kelembutan, kebijaksanaan, dan pengetahuan diri. Karakteristik ini
Tifa Papua
Motif ini berasal dari alat musik tradisional Papua, Tifa. Tifa adalah sejenis
Besurek Rafflesia
Istilah “Besurek” mengacu pada tekstil yang berisi surat atau prasasti
Gonggong Siput
Gonggong (Strombus Turturella) adalah salah satu jenis siput laut yang ditemukan di
Karawo Mahkuta
Mahkuta mengacu pada mahkota tradisional Gorontalo. Motif bordir Karawo ini mewakili karakteristik yang
Kaharingan
Kaharingan atau “Pohon Kehidupan” dalam sistem keyakinan suku Dayak melambangkan hubungan
La Galigo
La Galigo adalah karya sastra Epic Bugis yang memiliki 300.000 cerita epik. Epik ini bahkan dianggap
Tenun Bima
Motif-motif diadopsi dari tekstil tenun Bima. Pola ini kurang lebih mendapat


