Pilih Laman

    Laman Utama / Batik Indonesia – Proses Produksi Batik

Proses Produksi Batik 

Kenali Esensi Batik sebagai Warisan Budaya Takbenda!

Teknik Pewarnaan Rintang Malam

Produksi batik dapat memakan waktu 1 bulan hingga 2 tahun, tergantung pada tujuan pembuatan tekstil dan kompleksitas warnanya. Batik Tulis umumnya dibuat dengan 6-8 tahapan pembuatan, mulai dari pola lilin hingga proses pewarnaan. Para seniman menggunakan Canting, yang merupakan alat untuk menorehkan lelehan lilin panas pada kain.

 

Tahap #1A

Nglengreng

Pola Motif – Batik Tulis

Nglengreng adalah proses menggambar pola Batik pada selembar kain linen dengan tangan, yang dilakukan dengan menggunakan lilin panas dan alat perunggu yang disebut Canting. Proses ini juga disebut Nyanting.

Pertama-tama, gantungkan kain linen di tonggak kayu berbentuk persegi. Rebus malam batik hingga 60 – 70 derajat Celcius. Setelah cairan lelehan malam siap, ambil cairan panas dengan menggunakan alat Canting dan gambarlah pola motif pada linen sekaligus. Proses menggambar pola motif dengan malam ini membutuhkan latihan teratur untuk menghasilkan motif Batik yang rapi dan konsisten.

  

Photo: Brosispku

Photo: Tumpi.id

Tahap #1B

Ngecap

Pola Motif – Batik Cap

Ngecap adalah proses menghasilkan pola Batik pada selembar kain linen dengan menggunakan stempel perunggu yang diisi dengan lelehan malam panas. Proses ini juga dikenal dengan tekni cap.

Letakkan kain linen di permukaan yang rata. Rebus lilin hingga 60 – 70 derajat Celcius. Setelah cairan lilin malam siap, celupkan stempel perunggu ke dalam lilin malam. Keluarkan cap dari mangkuk dan tiriskan tetesan cairan yang berlebihan. Letakkan linen di permukaan yang rata dan letakkan stempel cap yang berisi cairan lilin di atas tekstil. Metode cap ini adalah cara terbaik untuk membuat pola geometris dan desain yang berulang.

Tahap #2

Nyelup

Pewarnaan Tekstil

Nyelup mengacu pada proses perendaman tekstil Batik dalam gentong yang diisi dengan larutan pewarna alami / kimia.

Proses perendaman warna dapat memakan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan tergantung pada kompleksitas desain Batik. Sebagai contoh, jenis Batik tertentu seperti Batik Genthongan Bangkalan di Pulau Madura mungkin memerlukan perendaman warna alami selama 6 bulan.

Proses Perendaman Warna (photo: Rosino)

Tahap #3

Nembok

Proses Penutupan Warna

Nembok mengacu pada menutup gambar desain tertentu dengan lilin malam untuk melindungi gambar desain agar tidak dicelup.

Alat yang paling efektif untuk digunakan dalam proses ini adalah Canting dengan lubang yang lebih besar. Alat ini dapat membantu pengguna untuk melepaskan cairan lilin malam lebih banyak pada kain tanpa kerepotan. Setelah malam penutup mengering, tekstil dapat dicelup dalam proses pewarnaan selanjutnya.

Photo: News.Detik

Teknik melukis dengan kuas besar, gambar seorang produsen Batik di Tanjung Bumi, Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur (Photo: Dokumentasi riset, Puspita Ayu Permatasari)

Tekni melukis detil pola, gambar pengrajin Batik melukis kain di Lasem, Jawa Tengah (Photo: Dokumentasi riset, Puspita Ayu Permatasari)

Tahap #4

Nyolet

Teknik Lukis Warna dengan Kuas

Nyolet mengacu pada teknik melukis warna pola Batik dengan menggunakan kuas.

Para pengrajin menggunakan berbagai jenis kuas untuk melukis garis dan detail motif. Disarankan untuk menggunakan kuas yang besar untuk melukis latar kain dan yang kecil untuk pola motif yang lebih detil. Ada dua jenis pewarna: pewarna alami dan pewarna sintetis. Pewarna alami dapat digunakan untuk menghasilkan tampilan sedikit redup, namun tetap terlihat khas dengan aura klasik. Pewarna sintetis biasanya menghasilkan warna-warna cerah pada kain Batik.

 

Tahap #5

Nglorod

Pelepasan Malam Batik dengan Pencucian Panas dan Dingin

Nglorod mengacu pada proses pelepasan malam batik dengan mencuci tekstil Batik dalam air panas dengan campuran larutan soda ash (sodium carbonate). Setelah lilin dihilangkan, kain dicuci dengan air dingin.

Proses ini bisa memakan waktu hingga 2-3 hari tergantung pada ketebalan lilin. Untuk menghasilkan karya seni berkualitas tinggi, beberapa pengrajin biasanya juga menambahkan beberapa proses penyempurnaan akhir (finishing) seperti:

Fiksasi: Mengunci warna dalam tekstil Batik menggunakan larutan pewarna alami yang disebut Gondorukem. Gondorukem adalah larutan alami yang terbuat dari getah pohon Pinus Gondorukem.

Mordanting: Meningkatkan daya tahan warna pewarna alami pada kain Batik serta meningkatkan kerataan warnanya. Proses ini dilakukan dengan menambahkan larutan alami Turkish Red Oil (TRO) dalam air rendaman.

     

     

    Proses pelepasan malam dengan air panas, gambar seorang pengrajin Batik di Lasem, Jawa Tengah (Photo: Dokumentasi Riset, Puspita Ayu Permatasari)

    Proses pelepasan malam dengan air dingin (Photo: Dokumentasi Riset, Puspita Ayu Permatasari)

    Teknik Pengeringan di Desa Batik Piliang Sragen, Jawa Tengah (Photo: Dokumentasi riset, Puspita Ayu Permatasari)

    Tahap #6

    Njemur

    Penjemuran Kain

    Njemur mengacu pada proses pengeringan kain. Proses pengeringan mungkin memakan waktu 1-2 hari tergantung cuaca. Setelah dikeringkan, tekstil harus dilipat dan disimpan dengan rapi di tempat kering dan terhindar dari sinar matahari langsung.